Senin, 19 Februari 2018

INILAH AKU
inilah aku dengan segala “keistimewaanku”
aku lahir dengan sangat “istimewa”  aku bertambah ”istimewa” lagi karna aku tak bisa berjumpa dengan malaikat yg membawaku ke dunia ini, malaikat yg selama sembilan bulan lebih membawaku kemanapun dia pergi, malaikat yang sangat-sangat mendambakan sosok bidadari kecil dalam kehidupanya namun apadaya jika takdir berkata lain, takdir enggan mempertemukan kami didunia yg fana ini. namun, tuhan tak lantas membiarkanku terasingkan oleh dunia, Dia begitu menyayangiku dengan dikirim Nya kepadaku malaikat-malaikat lain yg tak pernah ku duga sebelumnya. akupun tumbuh seperti bunga bangkai yang berada ditengah-tengah mawar  yg setiap pasang mata yg memandang ku terkesan aneh.pernah suatu ketika aku marah dan aku ingin pergi dari mereka lalu aku sadar aku istimewa tak mungkin aku bisa melakukan itu. hari berganti bulanpun enggan berhenti ku nikmati anugrah tuhan yg tiada tanding walau dengan kelabu. dan tibalah aku pun bertemu dengan  mereka, meraka yg sangat “istimewa” sepertiku akupun lebih mengerti dunia, bersama mereka akupun mengenal apa yang orang sebut dengan “CINTA” hingga kupun merasakanya namun hanya sekedar merasa tidak menjalani dan terkadang aku dibuat iri dengan kata itu, hingga kini usiaku hampir 19 tahun aku tak merasakanya lagi karena beberapa kali aku tak pernah mampu mendapatkanya aku juga tak pernah merasakan apa yg orang-orang seusia ku rasakan. terkadang jika ku menyikapi dengan positif aku berfikir mungkin tuhan belum mengijinkan atau mungkin tuhan ingin menjagaku namun terkadang negatif thinking ku muncul aku berpikir, apa selamanya aku akan sendiri? apa aku tak pantas mendapat apa yg ku mau? karna aku selalu berkeinginan aku ingin menjadi apa yg orang-orang sekarang menyebutnya dengan WANITA YANG SEMPURNA aku sangat menginginkannya.

aku istimewa, aku berbeda dan mungkin orang-orang melihatku seperti orang yg memiliki keterbelakangan mental. namun tidak... aku tidak seperti apa yang orang kira. aku sama seperti mereka akupun punya “rasa” aku ingin merasakan apa yg mereka rasakan, ku ingin mendapatkan cinta sejati, mungkin jika orang mendengarnya terkesan aneh,mustahil. dan ada mungkin yg berargumen mengurus diri sendiri saja tidak bisa namun itu hanya argumen orang itupun tak berlaku untukku, namun  nyatanya aku bisa.. melakukan apa yg mereka lakukan yah... mungkin tak sesempurna mereka tapi tetap saja aku bisa, bukan aku sombong  menunjukkan apa yg aku bisa namun aku geram jika terus menerus aku diremehkan oleh mereka, karna aku sedari kecil sudah di ajari untuk mandiri, aku dari kecil tinggal bersama nenek ku dan beliau tidak menganggapku “istimewa” beliau selalu mengajariku menyelesaikan pekerjaan rumah yg aku bisa lakukan.  salahkah aku jika ingin mendapatkan cinta? salahkah aku jika ku ingin mendapatkan seorang imam yg mampu memperbaiki akhlakku, menuntuku menuju surga-Nya? salahkah aku jika aku ingin menjadi pendidik? apakah itu terlalu tinggi?. ku rasa tidak karna bagi Nya tak ada yg mustahil.
terkadang orang-orang di sekitarkupun merasa iba terhadapku, iba dengan kondisi ku, iba dengan nasib yang menimpa ku, iba dengan apa yang menjadi garis tuhan terhadap ku. namun apakah aku senang dengan itu semua? apakah aku membutuhkan itu semua? apa ku menginginkannya? tidak... aku tak butuh itu, aku tak butuh anggapan orang yang menyatakan hidupku penuh liku, penuh dengan goresan. itu semua salah hidupku memang penuh goresan namun goresan warna-warna indah yg menghiasi setiap detik yang ku tempuh. hidupku memang penuh liku namun lika-liku yg ku arungi di setiap langkah ku itu mengobarkan bara di dalam dada ku. mungkin mereka juga berargumen menjalani hidup sepertiku itu tak mudah, memang tak mudah apalagi mendengarkan kicau-kicau burung yg sering terdengar sesak hingga merasuk kalbu, namun apakah aku merasa sangat sulit dengan garis tuhan ini? tidak, aku tidak merasa itu adalah beban hidupku aku bahagia dengan apa yg di beri oleh Nya kini. bahkan  kini aku lebih memahaminya,lebih mengerti tentang perjalanan ini dan ku pun sangat menikmatinya, meski tak jarang akupun merasa jenuh,aku jenuh dengan warna kelabu yg kini hadir kembali setelah beberapa waktu yang lalu kelabu itu hilang dan berganti dengan warna-warni pelangi yang beberapa saat hadir mengisi kesepian diri ini namun kini itu semua  hilang , bukan menghilang namun aku, aku yang ingin menemukan arti sebuah pelangi, aku ingin menemukan apakah itu dikirim olehNya untukku atau hanya sekejap lalu menghilang tertutup warna kelabu. aku ingin menemukan warna itu di ruang yg berbeda, bukan, bukan aku ingin melupakan pelangi yang pernah menghiasi jalanku namun aku ingin mencari  warna lain yang akan menghiasi indahnya perjalanan ku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar